SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
I.
Pendahuluan
Sejarah Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis
(SIG) pertama pada tahun 1960 yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan
geografis. 40 tahun kemudian, SIG berkembang tidak hanya bertujuan untuk
menyelesaikan permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai
bidang seperti analisis penyakit epidemik (demam berdarah), analisis kejahatan
(kerusuhan), analisis bisnis (sistem stock dan distribusi), urban (tata kota)
dan regional planning (tata ruang wilayah), utility (listrik, PAM, telpon),
pertahanan (military simulation), dll. Di Indonesia pengembangan SIG dimulai di
lingkungan pemerintahan dan militer. Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di
ditunjang oleh sumberdaya yang bergerak di lingkungan akademis (kampus).
Sistem Informasi Geografis
yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, maupun
aplikasi-aplikasinya, telah dikenal secara luas sebagai alat bantu (proses) pengambilan
keputusan. Sebagian besar institusi pemerintah, swasta, akademis maupun non
akademis juga individu yang memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial
telah mengenal dan menggunakan sistem ini. Perkembangan ini diikuti oleh
membanjirnya produk teknologi SIG di pasar-pasar Indonesia, demikian cepat arus
datangnya produk-produk teknologi sistem informasi yang multi-disiplin ini
sudah sepatutnya juga diikuti pula dengan kemampuan dalam memahami pengertian
sistem, data dan informasi, sistem informasi, sistem informasi geografis agar
bisa mengimbangi kecepatan perkembangan teknologinya.
II.
Pembahasan
Sistem
Informasi
Kata sistem berasal dari
bahasa Yunani yaitu systema, yang mempunyai satu pengertian yaitu
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan (Vaza, 2006). Sementara itu
menurut Hamalik (2002 dalam Zakir 2007) sistem secara teknis berarti
seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai
suatu tujuan. Mudyharjo (1993, dalam Zakir 2007) mendefinisikan sistem sebagai
suatu kesatuan dari berbagai elemen atas bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang
diharapkan.
Dari ketiga definisi
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian sistem adalah seperangkat
bagian-bagian yang saling berhubungan erat satu dengan lainya untuk mencapai
tujuan bersama-sama.
Sistem informasi adalah kumpulan dari
sub-sub sistem baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama
lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah
data menjadi informasi yang berguna (Azhar, 2004).
Data dan Informasi
Data merupakan bahasa mathematical
dan simbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh umum dalam
menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep dan objek-objek
penting lainya, data merupakan suatu kenyataan apa adanya (raw facts).
Sedangkan informasi adalah data yang ditempatkan pada konteks yang penuh arti
oleh penerimanya ( John, 1983 dalam Prahasta, 2002). Informasi berasal dari
pengolahan sejumlah data. Perlu diingat bahwa semua informasi adalah data tapi
tidak semua data merupakan informasi.
Data merupakan bahan mentah,
untuk menjadi informasi data harus terlebih dahulu diolah melalui suatu model.
Model yang digunakan untuk mengolah data disebut model pengolahan data atau
dikenal dengan siklus pengolahan data.
Sistem informasi adalah
suatu cara yang terorganisir mengumpulkan, memasukan dan memproses data,
mengendalikan, dan menghasilkan informasi dengan berbasis proses manual atau komputer
untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
Keberhasilan suatu sistem informasi
yang diukur berdasarkan maksud pembuatannya, bergantung pada tiga faktor utama
yaitu keserasian dan mutu data, pengorganisasian data dan tata cara
penggunaannya ( Cook, 1977 dalam Notohadiprawiro, 2006).
Struktur dan cara kerja
sistem informasi berbeda-beda bergantung pada macam keperluan atau macam
permintaan yang harus dipenuhi. Diantara berbagai sistem informasi jelas
terdapat banyak perbedaan akan tetapi ada suatu persamaan yang menonjol yaitu
semua sistem informasi menggabungkan berbagai ragam data yang dikumpulkan dari
berbagai sumber (Coppock dan Anderson, 1987, dalam Notohadiprawiro,2006).
Sistem
Informasi Geografis
Definisis SIG sangatlah
beragam, karena memang defenisi SIG selalu berkembang, bertambah dan sangat
bervariasi, dibawah ini adalah beberapa definisi SIG.
×
Arronoff (1989),
mendefinisiskan SIG sebagai suatu sitem berbasis komputer yang memiliki
kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen
data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta
keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan
acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan
geografi.
×
(Burrough,1986)
mendefinisikan SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data
yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan
pemetaan dan perencanaan.
×
(Purwadhi, 1994)
SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software) dan data, serta dapat mendaya-gunakan system
penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat
diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan.
×
Kang-Tsung Chang
(2002), mendefinisikan SIG sebagai : is an a computer system for capturing,
storing, querying, analyzing, and displaying geographic data.
Komponen Sistem Informasi Geografis
1.
Perangkat keras
Perangkat keras yang sering digunakan antara lain adalah Digitizer, scanner, Central Procesing Unit
(CPU), mouse , printer, plotter
2.
Perangkat lunak
(Arc View, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dll)
3.
Data dan
informasi geografi
Data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak
langsung dengan cara meng import-nya dari perangkat-perangkat lunak SIG
yang lain maupun secara langsung dengan cara menjitasi data spasial dari peta
dan memasukan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard
4.
Pengguna (user)
Teknologi GIS tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang
mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai
kondisi nyata. Suatu proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik
dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua
tingkatan.
Fungsi SIG
Berdasarkan desain awalnya
fungsi utama SIG adalah untuk melakukan analisis data spasial. Dilihat dari
sudut pemrosesan data geografik, SIG bukanlah penemuan baru. Pemrosesan data
geografik sudah lama dilakukan oleh berbagai macam bidang ilmu, yang
membedakannya dengan pemrosesan lama hanyalah digunakannya data dijital.
Adapun fungsi -fungsi dasar
dalam SIG adalah sebagai berikut :
1.
Akuisisi data
dan proses awal meliputi: digitasi, editing, pembangunan topologi, konversi
format data, pemberian atribut dll.
2.
Pengelolaan
database meliputi: pengarsipan data, permodelan bertingkat, pemodelan jaringan
pencarian atribut dll.
3.
Pengukuran keruangan
dan analisis meliputi: operasi pengukuran, analisis daerah penyanggga, overlay,
dll.
4.
Penayangan grafis
dan visualisasai meliputi: transformasi skala, generalisasi, peta topografi,
peta statistik, tampilan perspektif.
Aplikasi dan Pemanfaatan SIG
Sistem Informasi Geografis
dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah
diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah
dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk
dijital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non
spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa
informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani
data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga
data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel, atau dalam
bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan
meringankan biaya yang diperlukan (Barus dan Wiradisastra, 2000 dalam As Syakur
2007).
Posisi GIS dengan segala
kelebihannya, semakin lama semakin berkembang bertambah dan bervarian.
Pemanfaatan GIS semakin meluas meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu
kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian, militer dan lain
sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa
contoh aplikasi SIG:
1.
Pengelolaan
Fasilitas: Peta skala besar, network
analysis, biasanya digunakan untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh
aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel bawah tanah, perencanaan fasilitas
perawatan, pelayanan jaringan telekomunikasi
2.
Pengolaan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan: Untuk tujuan ini pada umumnya digunakan citra
satelit, citra Landsat yang digabungankan dengan foto udara, dengan teknik overlay.
Contoh aplikasinya adalah studi kelayakan untuk tanaman pertanian, pengelolaan
hutan dan analisis dampak lingkungan
3.
Bidang
Transportasi: Untuk fungsi ini digunakan peta skala besar dan menengah dan
analisis keruangan, terutama untuk manajemen transit perencanaan rute,
pengiriman teknisi, analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan sebagainya.
III. Penutup
Sistem Informasi Geografis
sebagai suatu sistem yang berbasis komputer dan memiliki kemampuan dalam
menangani data bereferensi geografis yaitu penyimpanan data, manajemen data
(penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta
keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhirnya dapat dijadikan acuan
untuk pengambilan keputusan. SIG bisa menjadi alat yang sangat penting pada
pengambilan keputusan untuk pembangunan berkelanjutan. Karena SIG memberikan
informasi pada pengambil keputusan untuk analisa dan penerapan database
keruangan.
Saat ini SIG sudah
dimanfaatkan oleh berbagai disiplin ilmu seperti ilmu kesehatan, ilmu ekonomi,
ilmu lingkungan, ilmu pertanian dan lain sebagainya. Beberapa aplikasi dari SIG
antara lain adalah untuk perencanana fasilitas kota, pengeloaan sumber daya
alam, jaringan telekomunikasi dan juga untuk manajemen transportasi.
Daftar Pustaka
Aini, Anisah. Sistem Informasi
Geografis Pengertian dan Aplikasinya. Yogyakarta : STMIK AMIKOM.
Azhar, Susanto. 2004. Sistem
Informasi Manajemen. Bandung: Linggar Jaya.
Burrough.P, 1986. Principle of Geographical
Information System for Land Resources Assesment, Oxford, Claredon Press.
Denny Charter, Irma Agtrisari, Desain dan Aplikasi
GIS, Geographic Information System, 2003. Jakarta. P.T. Gramedia.
Husein, Rahmad. 2006. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (Geographics Information System).
Yogyakarta: Komunitas eLearning
IlmuKomputer.Com.
Kang-Tsung Chang, 2002. Introduction to Geographic
Information System, Mc.Graw-Hill.
Notohadiprawiro, T. 2006. Kemampuan dan Kesesuaian Lahan: Pengertian dan Penetapannya.
Lokakarya Neraca Sumberdaya Alam Nasional. Repro.Universitas Gajah Mada.
Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis.
Edisi Revisi, Cetakan Kedua. Bandung. C.V.Informatika.
Komentar
Posting Komentar