DATUM GEODETIK DAN SISTEM KOORDINAT
Datum Geodetik
Datum geodetik atau referensi
permukaan atau georeferensi adalah parameter sebagai acuan untuk mendefinisikan
geometri ellipsoid bumi serta orientasi sumbu koordinat terhadap tubuh bumi. Datum
geodetik diukur menggunakan metode manual, yang lebih akurat lagi menggunakan
satelit. Jenis datum geodetik menurut luasnya dibagi menjadi 3 yaitu :
× Datum lokal
adalah datum geodesi yang paling sesuai dengan bentuk geoid pada daerah yang
tidak terlalu luas. Contoh datum lokal di Indonesia antara lain : datum Genoek,
datum Monconglowe, DI 74 (Datum Indonesia 1974), dan DGN 95 (Datum Geodetik
Indonesia 1995).
× Datum
regional adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang
bentuknya paling sesuai dengan bentuk permukaan geoid untuk area yang relatif
lebih luas dari datum lokal. Datum regional biasanya digunakan bersama oleh
negara yang berdekatan hingga negara yang terletak dalam satu benua. Contoh
datum regional antara lain datum indian dan datum NAD (North-American Datum)
1983 yang merupakan datum untuk negara-negara yang terletak di benua
Amerika bagian utara.
× Datum global
adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang sesuai dengan
bentuk geoid seluruh permukaaan bumi. Contohnya adalah WGS 84 dan ITRF.
⁕ WGS
84 (World Geodetic System 1984)
digunakan oleh Dephan USA (DOD) dan diaplikasikan pada perangkat GPS
Jenis
geodetik menurut metodenya:
× Datum horizontal adalah datum geodetik
yang digunakan untuk pemetaan horizontal. Dengan teknologi yang semakin maju,
sekarang muncul kecenderungan penggunaan datum horizontal geosentrik global
sebagai penggganti datum lokal atau regional.
× Datum vertikal adalah bidang referensi
untuk sistem tinggi ortometris. Datum vertikal digunakan untuk merepresentasikan
informasi ketinggian atau kedalaman. Biasanya bidang referensi yang digunakan
untuk sistem tinggi ortometris adalah geoid.
Sistem Koordinat → metode untuk
menentukan letak suatu titik
Dasar
utama dari pembuatan peta adalah pengadaan sistem koordinat yang dapat menghubungkan antara satu titik dengan titik
lainnya. Umumnya terdapat dua jenis sistem koordinat yang biasa digunakan
untuk menyatakan posisi pada peta yaitu sistem koordinat geodetik dan sistem
koordinat proyeksi. Koordinat geodetik suatu titik di permukaan bumi ditentukan
dari perpotongan meridian dan parallel yang melalui titik tersebut. Besaran
harga lintang (φ) dihitung mulai dari titik P sepanjang garis meridian sampai
berpotongan dengan garis ekuator; besaran harga bujur (λ) dihitung mulai dari
perpotongan garis meridian dari titik P dengan ekuator, sampai dengan
perpotongsn garis ekuator tersebut dengan meridian nol.
Pada
sistem koordinat proyeksi atau juga dikenal sebagai koordinat kartesian 2 dimensi,
koordinat suatu titik dinyatakan dengan besaran absis (X) dan ordinat (Y).
Titik Nol sistem koordinat adalah pusat bumi, dan sumbu-sumbu sistem
koordinatnya terikat ke bumi.
Sumbu X (eastings) berada dalam bidang meridian
Greenwich (meridian nol) dan terletak dibidang ekuator bumi. Sumbu X merupakan
garis proyeksi dari salah satu paralel atau garis yang disinggungkan dengan
proyeksi salah satu paralel tersebut. Sumbu Y (northings) tegak lurus sumbu X, dan membentuk sistem koordinat
tangan kanan (right-handed system).
Sumbu Y merupakan garis proyeksi dari salah satu meridian atau garis yang
disinggungkan dengan meridian tersebut.
Pada sistem
koordinat bidang proyeksi ini, besaran X dan Y dinyatakan dalam satuan
panjang, sedang dalam penggambarannya, lintang dan bujur yang sebenarnya
merupakan garis-garis dalam sistem koordinat geodetik, akan digambarkan
menjadi garis-garis lurus menurut system koordinat bidang proyeksi.
Macam-macam
sistem koordinat:
× Sistem koordinat
cartesius
Sistem koordinat
kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik
dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang disebut
koordinat x (absis) dan koordinat y (ordinat) dari titik tersebut.
Untuk mendefinisikan koordinat diperlukan dua garis berarah yang saling tegak
lurus (sumbu x dan sumbu y), dan panjang unit, yang dibuat tanda-tanda pada
kedua sumbu tersebut.
× Sistem koordinat kutub
Sistem koordinat
polar (sistem koordinat kutub) merupakan sistem koordinat 2 dimensi dimana
setiap titik pada bidang ditentukan dengan jarak (r) dari
suatu titik yang telah ditetapkan dan suatu sudut (ø) dari suatu arah yang
telah ditetapkan.
×
Sistem koordinat tabung
×
Sistem koordinat bola
Sistem
koordinat secara umum dibagi dua:
1. Sistem
koordinat 2D
Sistem koordinat 2 dimensi, yang dapat
diterima secara meluas adalah,
× Sistem koordinat
kartesian (sistem koordinat siku-siku)
Tersusun atas garis lurus/kurva yg
saling berpotongan tegak lurus.
Sumbu ordinat Y, mewakili arah
utara
Sumbu absis X, mewakili arah timur
× Sistem koordinat
polar/kutub:
Mendefinsikan posisi menggunakan
komponen jarak dan sudut.
2. Sistem
Koordinat 3D
Sistem koordinat 3 dimensi yang biasa
digunakan adalah,
× Sistem koordinat kartesian
(Global Cartesian): koordinat (x,y,z) untuk seluruh permukaan bumi. Sistem
koordinat kartesian banyak digunakan dalam pengukuran menggunakan sistem GPS.
× Sistem koordinat geografis
(Geographic): menggunakan 2 sudut dan 1 tinggi (koordinat (j,
λ,
z))
Koordinat
z pada kartesian didefinisikan secara geometri, sedangkan pada geografis
didefinisikan secara gravitationally.
1. Sistem
Koordinat Georafi
Sistem
ini menggunakan titik longitude (bujur) dan latitude (lintang). Titik longitude
mempunyai nilai ‐180 sampai dengan 180 (W‐E). Titik latitude mempunyai
nilai ‐90 sampai dengan 90 (S‐N).
Penulisan
koordinat biasanya ditulis dalam derajad menit detik (degrees‐ minutes‐seconds
/ DMS). Contoh: 110ᐤ 30’ 37,80’’. Pengubahan menjadi koordinat
proyeksi biasanya dalam bentuk derajad desimal (Decimal Degrees / DD). Contoh:
110,5105.
2. Sistem
Koordinat Proyeksi
Terdiri
dari 3 sistem,yaitu:
×
The Universal
Transverse Mercator (UTM)
×
The Universal Polar
Stereographic (UPS)
×
The State Plane
Coordinate (SPC)
The
Universal Transverse Mercator (UTM),
membagi permukaan bumi menjadi 60 zona yang setiap zona mencakup 6ᐤ.
Karena datum adalah bagian dari sistem koordinat proyeksi maka UTM bisa
dijadikan dasar pada luas datum (WGS84).
Sifat‐sifat
Proyeksi UTM
1. Proyeksi
ini adalah proyeksi Transverse Mercator
yang memotong bola bumi pada dua buah meridian, yang disebut dengan meridian
standar. Meridian pada pusat zone disebut sebagai meridian tengah.
2. Daerah
diantara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6 sehingga bola bumi
dibagi menjadi 60 zone.
3. Perbesaran
pada meridian tengah adalah 0,9996.
4. Perbesaran
pada meridian standar adalah 1.
5. Perbesaran
pada meridian tepi adalah 1,001.
6. Satuan
ukuran yang digunakan adalah meter.
3.
Hubungan
muka laut, geoid, ellipsoid dan permukaan bumi
Bidang
geoid dan ellipsoida yang merupakan bentuk bumi dalam pengertian fisik dan
pengertian geometrik (matematik).
Bidang Nivo (Geoid)
Konsep geoid pertama kali digagas oleh C.F. Gauss. Geoid
adalah bidang ekipotensial gaya berat Bumi yang menyinggung muka laut. Namun
permukaan laut tidaklah stabil dan banyak dipengaruhi oleh angin, cuaca, dan lain-lain.
Karena itu digunakanlah muka laut rata-rata (MeanSea Level, MSL) sebagai
pendekatan dari geoid. Arah gaya berat
disetiap titik pada geoid adalah tegak lurus.
Geoid
digunakan sebagai referensi ketinggian, maksudnya
ketinggian titik-titik dimuka bumi fisik dihitung dari geoid.
Ellipsoid Bumi
Bentuk geoid yang tidak beraturan tidak memungkinkan kita
untuk melakukan perhitungan matematis. Karena itu, sebagai representasi matematis
dari bentuk fisik Bumi, digunakanlah ellipsoid. Ellipsoid adalah ellips yang diputar pada sumbu
pendeknya.
Ellipsoida
yang mempunyai bentuk dan ukuran mendekati geoid, menyatakan bentuk bumi dalam
arti geometrik (matematik), dimana pusat ellipsoida didefinisikan berimpit
dengan pusat bumi dan sumbu pendeknya didefinisikan berimpit dengan sumbu
rotasi bumi.
4. Proyeksi
Peta
Proyeksi Peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari cara pemindahan data topografi dari permukaan Bumi ke atas
permukaan peta.
Jenis proyeksi peta :
1.
Menurut bidang proyeksi
a.
Proyeksi azimuthal,
menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksi
b.
Proyeksi kerucut
(conic), menggunakan bidang kerucut sebagai bidang proyeksi
c.
Proyeksi silinder
(cylindrical), menggunakan bidang silinder sebagai bidang proyeksi
Proyeksi azimuthal |
Proyeksi kerucut |
Proyeksi silinder |
2.
Menurut kedudukan garis karakteristik/bidang proyeksi terhadap bidang
datum yang digunakan
a.
Proyeksi normal, garis
karakteristik berimpit degan sumbu bumi
b.
Proyeksi miring, garis
karakteristik membentuk sudut terhadap sumbu bumi
c.
Proyeksi
transversal/ekuator, garis karakteristik tegak lurus terhadap sumbu bumi
3.
Menurut ciri-ciri asli yang tetap dipertahankan
a.
Proyeksi ekuidistan,
jarak di peta = jarak di permukaan bumi
b.
Proyeksi conform, sudut
dan arah di peta = sudut dan arah di permukaan bumi
c.
Proyeksi ekuivalen,
luas di peta = luas di permukaan bumi
Daftar
Pustaka
http://www.academia.edu/34906178/Sistem_Proyeksi_dan_Datum_Geodetik.
Diakses Sabtu, 10 Maret 2018.
http://ariv.lecturer.pens.ac.id/G.I.S/01-Teori/T10.%20Sistem%20Koordinat.pdf.
Diakses Sabtu, 10 Maret 2018.
http://ariyanto.staff.uns.ac.id/files/2010/05/2-indraja.pdf.
Diakses Sabtu, 10 Maret 2018.
https://www.scribd.com/doc/208565271/Ellipsoid-sebagai-Referensi-Geometri-Bumi.
Diakses Sabtu, 10 Maret 2018.
https://student.uigm.ac.id/assets/file/Materi/bahan_2.pdf.
Diakses Sabtu, 10 Maret 2018.
http://ariv.lecturer.pens.ac.id/G.I.S/01-Teori/T09%20-%20Sistem%20Proyeksi%20Peta.pdf.
Diakses Sabtu, 10 Maret 2018.
https://rendifirdaus91.wordpress.com/2014/09/17/113/.
Diakses Sabtu, 10 Maret 2018.
Terima kasih untuk materinya sangat bermanfaat untuk media pembelajaran.
BalasHapusJangan lupa kunjungi juga web kampus saya ISB Atma Luhur