PENGINDERAAN JAUH (REMOTE SENSING)

1. Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh  adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi mengenai objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi “tanpa kontak langsung” dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra.
Pengertian “tanpa kontak langsung” di sini dapat diartikan secara sempit dan luas.
×          Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan analis, misalnya ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi menjadi peta distribusi temperatur permukaan pada saat perekaman.
×          Secara luas berarti bahwa kontak dimungkinkan dalam bentuk aktivitas 'ground truth', yaitu pengumpulan sampel lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi pada wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang lebih tinggi.

Menurut Lilesand et al. (2004) mengatakan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
Penginderaan jauh dalam bahasa Inggris disebut Remote Sensing, bahasa Perancis disebut Teledetection, bahasa Jerman adalah Fernerkundung, Portugis menyebutnya dengan Sensoriamento Remota, Rusia disebut Distantionaya, dan Spanyol disebut Perception Remota.

2.  Komponen Penginderaan Jauh
a.       Tenaga
Sumber tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh yaitu tenaga alami dan tenaga buatan. Tenaga alami berasal dari matahari dan tenaga buatan biasa disebut pulsa. Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga matahari disebut sistem pasif dan yang menggunakan tenaga pulsa disebut sistem aktif. Sistem pasif dengan cara merekam tenaga pantulan maupun pancaran. Dengan menggunakan pulsa kelebihannya dapat digunakan untuk pengambilan gambar pada malam hari.
b.      Objek
Objek penginderaan jauh adalah semua benda yang ada di permukaan bumi, seperti tanah, gunung, air, vegetasi, dan hasil budidaya manusia, kota, lahan pertanian, hutan atau benda-benda yang di angkasa seperti awan.
c.       Sensor
Sensor adalah alat yang digunakan untuk menerima tenaga pantulan maupun pancaran radiasi elektromagnetik. Contohnya kamera udara dan scanner.
d.      Detektor
Detektor adalah alat perekam yang terdapat pada sensor untuk merekam tenaga pantulan maupun pancaran.
e.       Wahana
Sarana untuk menyimpan sensor, seperti pesawat terbang, satelit dan pesawat ulang-alik.

3. Sistem Penginderaan Jauh
Sistem penginderaan jauh dibedakan atas sistem fotografik dan non fotografik. Sistem fotografik memiliki keunggulan sederhana, tidak mahal, dan kualitasnya baik. Sistem elektronik kelebihannya memiliki kemampuan yang lebih besar dan lebih pasti dalam membedakan objek dan proses analisisnya lebih cepat karena menggunakan komputer.
Berdasarkan tenaga yang digunakan sistem penginderaan jauh dibedakan atas tenaga pancaran dan tenaga pantulan.
Berdasarkan wahananya dibedakan atas sistem penginderaan dirgantara (airbone sistem) dan antariksa (spaceborne sistem). 
Berdasarkan cara analisis dan interpretasi datanya, yaitu interpretasi secara visual dan interpretasi secara digital.
Data penginderaan jauh dapat berupa citra foto dan citra digital. Citra adalah gambaran rekaman suatu objek atau biasanya berupa gambaran objek pada foto. Terdapat beberapa alasan yang melandasi peningkatan penggunaan citra penginderaan jauh, yaitu sebagai berikut.
1.      Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan letaknya yang mirip dengan di permukaan bumi.
2.      Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala yang relatif lengkap, meliputi daerah yang luas dan permanen.
3.      Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensi apabila pengamatannya dilakukan dengan stereoskop.
4.      Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial.

Citra foto dapat dianalisis secara visual. Citra foto dibedakan berdasarkan spektum elektromagnetik yang digunakan, yaitu
a.       foto ultraviolet, foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum ultraviolet dari spectrum ultraviolet dekat hingga panjang gelombang 0,29 mikrometer.
b.      foto ortokromatik, foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 mikrometer – 0,56 mikrometer)
c.       foto pankromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spectrum tampak.

d.      foto inframerah asli, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 mikrometer dan hingga 1,2 mikrometer bagi film inframerah dekat yang dibuat secara khusus.
Berdasarkan kamera yang digunakan,
a.       foto tunggal yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal
b.      foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama. Foto jamak dapat dibuat dengan tiga cara, yaitu dengan multikamera atau beberapa kamera yang masing-masing diarahkan pada satu daerah sasaran, kamera multilensa atau satu kamera dengan beberapa lensa, dan kamera tunggal, berlensa tunggal dengan pengurai warna.

Berdasarkan warna yang digunakan, foto udara dibedakan atas:
a.       Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu warna objek tidak sama dengan warna foto. Objek seperti vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spectrum inframerah tampak merah pada foto.
b.      Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna
Citra digital dapat dianalisis dengan menggunakan komputer. Berdasarkan Spectrum elektromagnetik yang digunakan, yaitu
a.       citra inframerah termal yaitu citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal.
b.      citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro.

Berdasarkan wahananya, dibedakan
a.       citra dirgantara (airborne image) yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara. Misalnya citra inframerah termal, citra radar.
b.      citra satelit (satellite/space borne image) yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra satelit dibedakan berdasarkan pengunaannya, yaitu:
1)      citra satelit untuk penginderaan planet, sperti Ranger (AS), Viking (AS), luna (Rusia), da venera (Rusia).
2)      citra satelit untuk penginderaan cuaca, misalnya citra NOAA (AS), dan citra meteor (Rusia).
3)      citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi, seperti Landsat (AS), Soyus (Rusia) dan SPOT (Perancis).
4)      Citra satelit untuk penginderaan laut, seperti Seasat (AS), dan citra MOS (Jepang).

4.      Manfaat Penginderaan Jauh terhadap Berbagai Disiplin Ilmu
a.       Bidang geofisika, geologi, dan geodesi (Landsat, Geosat)
Manfaat penginderaan jauh di bidang geofisika, geologi, dan geodesi adalah sebagai berikut.
×        Melakukan pemetaan permukaan, disamping pemotretan dengan pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS
×        Menentukan struktur geologi dan macam batuan
×        Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik
×        Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam, kepadatan dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak bumi dan batu bara)
×        Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut
×        Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut
b.      Bidang hidrologi (Landsat/ERS, SPOT)
Manfaat penginderaan jauh di bidang hidrologi adalah sebagai berikut.
×        Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai
×        Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai
×        Pemantauan luas daerah intensitas banjir
c.       Bidang meteorologi (Meteosat, Tiros dan NOAA)
Manfaat penginderaan jauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut.
×        Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat per-awanan dan kandungan air dalam udara
×        Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon
×        Mengamati sistem/pola angin permukaan
d.      Bidang oseanografi (Seasat)
Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah sebagai berikut.
×        Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200 m)
×        Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi)
×        Malakukan studi perubahan pantai, erosi dan sedimentasi (Landsat dan SPOT)

Daftar Pustaka
DigitalGlobe. 2007. QuickBird Imagery Products (Product Guide). DigitalGlobe, Inc., Longmont.

ESRI. 1998. Spatial Analyst. Environmental System Research Institut (ESRI) Inc, Redlands California.
Lilesand. T.M., W. Kiefer., Chipman, J.W. 2004. Remote Sensing and Image Interpretation
(Fifth Edition). John Wiley & Sons, Inc., New York.
Lo, C.P. 1996. Penginderaan Jauh Terapan (Terjemahan). Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Mather, P.M. 1987. Computer Processing of Remotly Sensed Data. Jhon Willey& Sons, London.
Suharyadi. 2001. Penginderaan Jauh untuk Studi Kota. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh I. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Somantri, Lili. 2009. Teknologi Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Jurusan Pendidikan Geografi UPI, Bandung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DATUM GEODETIK DAN SISTEM KOORDINAT

STRUKTUR DATA SIG

SPATIAL STATISTICS (STATISTIK SPATIAL)